8 July 2017
di sela-sela silaturahim project part 2, Ayah sempatkan untuk berkuliner ria di daerah yang Ayah kunjungi.
Purbalingga
Alhamdulillah, setelah menempuh 7.5 jam perjalanan dari Jakarta, sampailah De Saputro di Purbalingga (Purbalingga ya bukan probolinggo). malam harinya dari lapak yang masih ada hubungan keluarga, De Saputro menikmati Mendoan khas Purbalingga yang maknyusss, yang belum tau tempe mendoan, bahan bakunya adalah tempe yang berbentuk kotak tipis yang dilapisi dengan tepung, namun menggorengnya tidak sampai kering, berikut penampakannya
Mendoan Purbalingga
mendoan nikmatnya disantap selagi hangat, ditambah cengis atawa cabe rawit, bikin rasa main mantaaab. kalau di beberapa tempat disediakan sambal kecap, di Purbalingga tidak diberikan bungkusan sambal kecap.
Banjarnegara Gilar–gilar
masih di republik ngapak, De Saputro mengunjungi rumah Eyang Tua di daerah Banjarnegara Gilar-gilar. tepatnya Desa Parakan,
main di pematang sawah
selepas main di pematang sawah dan kali, De Saputro di suguhi mendoan khas Banjarnegara. penampakannya mirip dengan mendoan Purbalingga, rasanya maknyusss, berikut penampakannya
Mendoan Banjarnegara
Kroya
hari berganti, De Saputro berganti persinggahan, kali ini kita mengunjungi rumah eyang muda di daerah Kroya, dekat stasiun Kroya namanya Desa Bajing. di rumah eyang Muda di Kroyapun kita disuguhi Mendoan yang endes. tak terasa 3 mendoanpun habis terlahap.
Mendoan di Kroya
rasa mendoan dinegeri asalnya benar-benar maknyuss, berbeda dengan yang ada di dekat rumah, meskipun semua mendoan di negeri asalnya maknyuss semua, namun dari ketiga mendoan, yang paling cocok di lidah Ayah adalah Mendoan Banjarnegara. rasa asin dan perpaduan rasanya pas dimulut. mungkin mendoan di Banjarnegara ditambah pecel hehehe.
apa sudah merasakan mendoan dinegeri asalnya?