29 Desember 2012
Pukul 03.30 pagi
Eyang kung, eyang uti, ummi, om Dion dan dede Qia sudah berkumpul dirumah Nara. Padahal Nara sama dede Ran masih bobo, hehehe. Setelah Ayah dan Bunda siap, baru deh Nara di lap pakai washlap, dan dede Ran digendong kedalam mobil. Yup kita berangkat menuju stasiun Gambir.
Parkir menginap
Kurang dari satu jam, mobil yang ayah supiri sudah sampai di stasiun gambir (siapa bilang jakarta macet, hehehe). Kebetulan waktu sudah memasuki waktu Shubuh,kitapun Sholat shubuh bergantian. Setelah itu Ayah drop Eyang kung, eyang Uti, ummi, om Dion, Mas Nara dan dede Qia serta barang bawaan didekat pintu masuk sedangkan Ayah, bunda dan dede Ran segera mencari tempat parkir khusus mobil menginap.
Atas bantuan informasi pak satpam, akhirnya ketemu juga tempat parkir menginap, ternyata tempatnya berada dibawah rel, disebelah kanan arah pintu keluar.
Foto dulu dengan latar monumen Nasional
Tiket reduksi
Saat akan masuk kedalam stasiun gambir/peron, petugas menanyakan tiket untuk dede Ran, padahal dede Ran kan masih dibawah tiga tahun, kok pakai tiket, yup dapat jawaban dari petugas, kalau untuk anak dibawah 3 tahun akan terkena tiket reduksi (meski tidak dapat tempat duduk), sedangkan untuk anak diatas 3 tahun sudah berlaku harga penuh (tiket orang dewasa).peraturan ini berlaku per 1 Desember 2012
Harga tiket reduksi untuk anak dibawah 3 tahun, sebesar 10% dari harga tiket dewasa atau reduksi sebesar 90%.
Pengalaman pertama
Bisa dibilang liburan kali ini adalah kali pertama buat dede Ran naik kereta api, cukup heboh sih, bolak-balik dari tempat duduk eyang ketempat duduk Ayah dan Bunda. Setelah cape, bobo deh
Foto abis bangun tidur dikereta
Kalau mas gayanya lain lagi, mas lagi suka mewarnai
Dibanding moda transportasi lainnya, kereta adalah moda transportasi yang cukup nyaman buat si kecil, karena selain space yang cukup besar, kereta cenderung lebih stabil (aka jarang manuver)jadi sikecil bisa jalan kesana kemari, tanpa perlu khawatir, alasan lainnya adalah waktu tempuh yang lebih cepat dibandingkan naik mobil. Minusnya adalah urusan kamar mandi, meskipun sudah terlihat cukup bersih, tapi masih kurang ok, karena kotoran dan airnya langsung jatuh dijalur kereta jadi tidak bisa digunakan saat kereta berhenti dan tidak ada WC duduknya.
Pemandangan yang bisa dinikmati saat perjalanan.
LCD di kereta
Walaupun belum sampai tahap memuaskan, namun keberadaan monitor LCD di bagian pojok depan dan belakang gerbong, sudah cukup informatif. Karena setiap akan sampai stasiun, akan ada pemberitahuan dalam waktu dekat akan sampai stasiun mana,
Informasi yang memberitahu,sebentar lagi sampai stasiun Kroya
Mungkin perlu penambahan informasi rute, dan stasiun-stasiun apa yang akan dilewati.selain itu untuk perubahan letak LCD, tidak hanya berada dipojok, karena untuk nomor bangku yang berada ditengah maupun dibelakang, informasi yang ditampilkan akan sulit terlihat. diletakkan beberapa ditengah bagian atas kira-kira seperti berikut.
Jangan2 gara-gara pasang LCD bagus, nanti biaya tiket jadi lebih mahal, hehehehe
30 Desember 2012
Transportasi
Untuk urusan transportasi selama di jawa, dari jauh-jauh hari, Ayah dan Bunda memesan mobil (aka:sewa), karena seperti pengalaman sebelumnya, cara ini cukup efektif, karena selama di jawa, Ayah sekeluarga bisa jalan-jalan tanpa pusing mesti naik apa selama disana. Selain itu dibanding dengan opsi membawa mobil dari rumah, opsi ini membuat badan tidak terlalu lelah karena harus bermacet-macet ria menuju ke Jawa. Pengen nyobain juga sih bawa mobil dari Depok ke Jawa, mudah-mudahan rencana ini bisa cepat terwujud, dan mudah-mudahan bisa pergi saat bukan peak season.
Seperti plan sebelumnya, Ayah dan Bunda berencana mengunjungi eyang-eyang yang ada disekitar kebumen, namun sebelum menuju ke sana, disepakati kita akan berkunjung ke salah satu objek wisata disekitar Kebumen yaitu Goa jatijajar.
kira-kira satu jam perjalanan dari rumah eyang muda, sampailah kita di kawasan Goa JAtijajar, beli tiket masuk dulu seharga 7500 untuk dewasa dan 4500 untuk anak dibawah 5 tahun, setelah masuk tidak lupa untuk foto dulu sebagai bukti kalau Nara sudah pernah kesini.
didalam kompleks sudah ada petunjuk arah menuju Goa jatijajar, selain Goa jati jajar ada juga Goa-Goa lainnya, yaitu Goa dempok, Goa Intan dan Goa Titikan.
Berhubung Eyang Kung dan Eyang Uti sudah berulang kali ke objek wisata yang satu ini, Eyang kung dan Eyang uti urung ikut naik keatas. Pun Dede Ran di titip bersama Eyang Kung dan Eyang uti.
setelah mendaki beberapa anak tangga, sampailah di depan Goa yang dituju, yaitu Goa jatijajar, sayang beberapa upaya vandalisme yang mencorat-coret bagian dalam Goa membuat Goa yang bagus ini menjadi kurang menarik
Goa jatijajar
Sebenarnya didalam ini ada beberapa mata air yang bersih dan segar, namun karena cukup banyak pengunjung, jadi niat mencuci muka dengan mata air yang segar ini urung terlaksana.
Lelah berjalan didalam Goa, keluar dari Goa, eyang muda sudah ngetem di salahsatu penjaja makanan, kebetulan nih, perut sedikit lapar, jadilah Ayah, Bunda dan Nara ikutan ngetem, menyusul kemudian Ummi, Om Dion dan dede Qia. di penjaja ini kami menikmati pecal kecombrang, dan tentu saja tempe mendoan dan es dawet yang segar. pecal kecombrang memang khas daerah sini, jika di Jabotabek, susah untuk menjumpainya
Begini penampakan pecal kecombrang, penambahan kecombrang pada pecal membuat citarasa pecal sedikit berbeda, yang pasti maknyuss
Tak lupa beli Pete, untuk oleh-oleh saudara yang akan dikunjungi, saat perjalanan keluar, kebetulan ada yang menawarkan foto dengan Burung beo (burung beo bukan ya, hehehe),
Mas Nara dengan Burung Beo
berhubung kunjungan kerumah saudara masih banyak yang perlu dilakukan, akhirnya kunjungan ke Goa jatijajar dicukupkan sekian.
Pantai Widarapayung
Sebelum menuju ke Purbalingga untuk menghadiri resepsi pernikahan Tante Uci, pagi harinya disempatkan untuk main di pantai, tentunya sambil berburu sroto khas cilacap. nama pantainya Pantai Widarapayung, meskipun sudah beberapa kali ke rumah Eyang Muda, inilah kali pertama Ayah, Bunda, Mas Nara, dede Ran, dede Qia, Ummi, om Dion dan eyang uti dan eyang Kung berkunjung ke pantai ini. Biaya masuk motor cukup 5rb rupiah saja
berikut penampakan pantainya, disini kita juga bisa naik delman, atawa andong
setelah lelah bermain dipantai, teman-teman bisa menikmati sroto yang jadi makanan khas daerah sini